Jumat ini sekali lagi saya mendapat kisah menarik. Saya jadi tidak tidur. Memang sudah takdir saya tidur di setiap Jumat, kecuali jika penceramahnya memberikan kisah tauladan sebagai contoh, baik atau buruk, agar menjadi pelajaran bagi kita. Kisah Jumat kali ini mengenai Rasulullah dan pelepah kurma.
Apa hubungannya Rasulullah dan kisah pelepah kurma? Banyak. Contohnya ketika Rasulullah melewati makam, beliau meletakkan pelepah kurma di atas makam 2 orang lelaki. Ketika ditanya untuk apa, Rasulullah menjawab agar siksaannya dikurangi selama pelepah tersebut masih basah.
Nah pelepah kurma kisah kali ini berhubungan dengan Sholat Jumat. Ceritanya begini. Setiap Sholat Jumat, Rasulullah berkhutbah menggunakan pelepah kurma sebagai tempat sandaran. Suatu ketika, umat muslim semakin bertambah dan jamaah semakin banyak, Rasulullah semakin tidak kelihatan oleh Jamaah, terutama jamaah yang posisinya di bagian belakang. Oleh karena itu para sahabat berinisiatif membuatkan sebuah mimbar bagi Rasulullah agar beliau dapat terlihat oleh semua jamaah yang hadir (Padahal kalo di sini, aq ga begitu peduli siapa yang ceramah, gak kelihatan gapapa asal suaranya terdengar dan isinya menarik sudah lebih dari cukup, tapi ini jaman Rasulullah maaann..).
Pada hari Jumat berikutnya, Rasulullah naik ke mimbar tersebut untuk berkhotbah. Di tengah khotbah tiba-tiba terdengar suara tangisan yang amat nyaring. Suara tersebut terdengar sangat memilukan seperti suara anak kecil yang kehilangan ibunya. Suara tersebut sangat keras hingga khotbah Rasulullah tidak terdengar oleh para sahabat. Sahabat-sahabat pun mulai menoleh, melongok, celingak-celinguk ke kanan dan ke kiri mencari sumber suara. Ternyata suara tersebut adalah suara dari pelepah kurma yang biasa Rasulullah gunakan untuk khutbah Jumat. Rasulullah pun turun dari mimbar menuju pelepah kurma tersebut. Dibelai-belainya pelepah kurma tersebut seperti Ibu menenangkan anaknya yang menangis. Rupanya pelepah kurma tersebut sedih, ia tidak kuat ditinggal Rasulullah khutbah Jumat di tempat lain. Padahal jarak antara pelepah kurma dengan mimbar Rasulullah yang baru hanya 8 langkah. Namun karena kecintaan pelepah kurma ia tidak ingin ditinggalkan Rasulullah. Rasulullah pun menawarkan pilihan, apakah ia mau Rasulullah tetap menggunakan pelepah kurma tersebut untuk berkhotbah dan Allah akan mengabadikan pelepah kurma hingga hari kiamat, ataukah ia ingin bersama Rasulullah kelak di surga nanti. Pelepah kurma itupun memilih untuk bersama Rasulullah di surga.
Perhatikan bahwa Rasulullah adalah Rahmatan lil ‘Alamin. Bukan hanya manusia, bahkan pelepah kurma pun yang tidak berakal merindukan dan mencintai Rasulullah. Masakah kita yang berakal dan bernyawa sama sekali tidak merindukannya?
~Mengenang Rasulullah – Maulid Nabi 12 Rabiulawal~
Sumber :
Khutbah Jumat di Mesjid At Taqwa Utan Kayu, 3 Februari 2012
http://sufiroad.blogspot.com/2012/01/cinta-itu-satu-perkenalan.html
http://ahlulkisa.com/cinta-itu-satu-perkenalan.html?comments=true
subhanallah..
Mungkin aja, Al-Qur’an kita di rumah, buku2 islam kita, juga merintih seperti pelepah kurma itu.
karena rindu ingin kita baca.
ical 🙂
cepet amat cal nanggepinnya. baru kutulis 25 menit yang lalu, eh dah muncul di gugel n dapet komen nt. btw, coba baca postingan ane yang lain n komentarin yak. lumayan nambain rank hohoho 😀
Wiidiiiiihhhhhh ane jg mantengin ni khotbah gan. Mantep. Ane jg nangis gan pas dengerin. Hehe
Sejujurnya ane masih nyari2 tu hadits bunyi sebenernya gimana si ampe dibilang derajatnya mutawatir…tp ane masih belom nemu2 ni. Ada cm terjemahnya.
Allahumma sholli ‘ala Muhammad wa ‘ala ‘aaliy Muhammad
Hajar terus bos blognya.
Salam …
Abdullah
jd mulai berbenah untuk tidak berlebihan mengidolakan org lain (penyanyi, bintang film Korea,etc) heheheh…..
belajar lebih mencintai Rasulullah lagi 🙂 Nice Info gann…. haha 😀
Ketauan yaa… rupanya dikau ngidolain bintang Korea. Tapi bukankah bintang Korea mengandalkan operasi plastik yah? Kalo saya sih masih mendingan bintang Jepang lohhh 😀
emberrr,,,,, tapi kan bintang Jepang ada yg oplas juga kalee 😛
mungkin blom tersentuh sama media aja….
Ga ada kaleeee… kl Jepang ada oplas mah puastiiiii dah muncul di media, notabene Jepang secara teknologi dan industri pelem lebih maju dibanding korea
Dari tempat ngaji di masjid sebelah: kisahnya hampir sama terus pak Kyai nya memberi penutup berupa Hikmah atau kesimpulan: jangan sekali-sekali melupakan sejarah masa lalu, orang2 tua kita, para guru yang pernah membimbing kita, teman karib kita dulu, benda-benda bersejarah yang pernah bersama kita, yang meskipun berupa benda mati tapi bisa jadi pernah berjasa kepada kita.
Minta ijin share Mas